SUPERCAMP V
- J
- May 9, 2018
- 4 min read
Supercamp adalah sebuah kegiatan camping yang diadakan Laksmapasa, organisasi pramuka SMAN 68 Jakarta, dalam rangka memenuhi program pemerintah untuk mengadakan suatu kegiatan pramuka.
Pada tahun 2018 ini, Supercamp diadakan pada tanggal 5 - 6 Mei di daerah Cigombong dan sebagai siswa kelas 10, saya mengikuti acara tersebut. Tahun ini merupakan tahun kelima diadakannya acara Supercamp. (Hence why it's called Supercamp V)
Kami semua berkumpul di sekolah dan dibagikan sarapan (ayam kremes + nasi). Kami di briefing sejenak dan diberi waktu untuk sarapan. Setelah itu, kira-kira pukul 07.15 kami semua naik ke tronton masing-masing sesuai dengan pembagiannya dan memulai perjalanan menuju Cigombong, saya termasuk dalam tronton 6. Perjalanan menuju Cigombong memakan waktu cukup lama (saya hanya mengira-ngira saja, secara saya tidak menggunakan jam tangan dan kami tidak diperbolehkan membawa handphone)
Kira-kira pukul 12 kurang, semua tronton sampai di tempat perkemahan dan kami memulai acara dengan upacara pembukaan. Udara di daerah perkemahan sebetulnya sejuk, hanya saja cahaya matahari sangat terik. Pada saat Pak Harfad, pembina kegiatan pramuka sekaligus pembina pada upacara tersebut, menyampaikan amanatnya beliau membuat sebuah perumpamaan untuk memantapkan kami dalam mengikuti acara Supercamp V ini.
Beliau mengibaratkan tempat perkemahan sebagai sebuah lapangan yang luas. Di ibaratkan ada 3 orang yang melihat lapang tersebut dengan pola pikir yang berbeda. Seorang anak kecil akan melihatnya sebagai sebuah taman bermain, seorang petani serakah akan melihatnya sebagai satu tempat untuk menggarap keuntungan sebesar-besarnya, seorang petani yang cerdas akan mengembangkan tanah tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar dan membantu meningkatkan kesejahteraan bersama. Beliau berkata bahwa ia mengharapkan agar kami mampu bertindak sebagai petani yang cerdas dalam Supercamp V ini.
Setelah upacara pembuka, kami masuk ke tenda masing-masing (satu tenda berisi 9 sampai 10 orang) dan bersiap-siap untuk acara selanjutnya, yaitu games pos-to-pos. Kami melaksanakan games pos-to-pos dalam beberapa pasukan, satu pasukan terdiri atas 4 sampai 5 sangga.
Games yang ada sangat menyenangkan dan sangat mengasah otak serta kemampuan kerjasama kami. Saya dan teman-teman satu sangga saya (Penegas 5) tergabung dalam Pasukan 1. Pada pos pertama yang kami hampiri kami memainkan games dimana kami harus bertindak cepat dan kompak agar mampu membawa bola ping ping dari depan barisan ke belakang barisan hanya dengan menggunakan 4 pipa paralon. Pada pos yang kedua, kami bermain dengan tepung. Kami harus memindahkan sejumlah tepung menggunakan tangan dari depan barisan ke belakang, bolak-balik sampai 2 kali, dengan syarat tubuh harus tetap tegap, tidak boleh belok, dsb. Di sini kami harus bisa membagi dan memberi tepung ke satu sama lain sedikit demi sedikit agar tidak ada tepung yang terbuang. Di pos ketiga yang kami datangi, kami masuk ke empang dan berusaha menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini, kami harus bertindak cepat, sigap, tidak takut meskipun sang ikan bergerak-gerak saat kami tangkap. Di pos yang keempat, masih basah-basahan, kami bermain 'perang bantal' di atas pipa paralon yang di pas kan pada batu di atas sebuah empang. Sayangnya, kami tidak sempat menghampiri semua pos, jadi setelah pos keempat kami semua kembali ke tenda masing-masing dan diberi waktu untuk membersihkan diri.
Malamnya, setelah ibadah, kami memasak makanan kami sendiri di tenda kami masing-masing, selain untuk kami nikmati, makanan yang kami masak juga kami lombakan, nantinya sebagian akan dicicipi oleh para guru yang akan berkeliling. Setelah itu kami juga masih diberi snack malam berupa gorengan dan teh manis serta wedang jahe, sehingga tubuh kami cukup hangat di udara malam yang cukup dingin.

Acara selanjutnya adalah api unggun. Kami berkumpul per kelas dan tiap kelas akan memberi sebuah penampilan. Jujur, kelas saya (X MIA 3) sempat ngambis banget hehehhehe, sayangnya, meski memiliki planning yang cukup baik, kami masih buruk dalam mengeksekusi rencana kami, tapi bagaimanapun juga ambis belakangan, yang penting have fun.
Setelah acara api unggun selesai, kami kembali ke tenda kami masing sambil membawa sleeping bag dan kami tidur, memulihkan energi untuk esok pagi hari.
Keesokannya kami bangun pada pukul 4 kurang 15 menit dan melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing. Setelah beribadah, kami bersiap-siap dan melaksanakan kegiatan senam bersama dipimpin oleh kakak kakak Laksmapasa (walaupun ujung-ujungnya dipimpin sama 020 juga sihhh wkkwkwkkw)

Setelah senam kami berfoto bersama perkelas. Lalu kami
mendapat tantangan untuk membereskan tenda Laksmapasa (kuning) dan tenda Pleton bersama-sama dalam waktu yang cukup singkat, dan yang lebih mengejutkan, angkatan kami mampu bekerja sama dengan baik sehingga kami menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu kurang dari batas waktu (keren kan, 020 gitu loh). Sehabis itu, kami semua sarapan dan bersiap-siap mengikuti jelajah alam.
Pada jelajah alam, hampir mirip pos-to-pos, kami berjalan dengan pasukan kami sambil membawa tongkat, tali pramuka, dan peralatan lainnya.
Di pos pertama, kami diuji pengetahuan umum nya. Kami diminta untuk menjawab beberapa lembar soal tentang matematika, sandi, dan semacamnya (ini geger parah sih, ga siap mental serius dah, 90% jawab pake cocokologi dan logika). Kemudian kami lanjut ke pos dua. Perjalanan dari lapangan ke pos pertama mungkin tidak terkesan sulit, bahkan tidak panjang, sehingga saya sendiri sempat kecewa karena saya pikir jelajah alam kali ini akan sangat menantang, ternyata saya salah. Perjalanan menuju pos kedua sudah mulai terlihat menantang, kami mulai menanjak, menurun, jalan yang kami lewati sudah mulai berbahaya dan seru. Sesampainya di pos kedua, kami mendapat tugas membuat tandu, dan kekuatan tandu harus dibuktikan dengan dicoba mengangkat teman menggunakan tandu, otherwise kami tidak bisa melewati pos dua.
Selesai dari pos dua, kami melanjutkan perjalan kami yang sangatttttttt puanjangggggggggggg menuju pos tiga. Jalan yang dilewati semakin berbahaya dan menantang, saya sendiri merasa seperti seorang penjelajah. (ga juga si, mungkin aku aja yang alay dan lebay, tapi gimane ye....)
Pada pos ketiga, kami diajarkan cara menggunakan kompas, lalu menerakannya dengan membuat peta pita perjalanan kami dari pos tiga ke pos empat. Now, jalan ke pos empat sebetulnya tidak jauh, hanya saja jalan nya benar benar ber contour. Naik turun terus menerus sampai kami kelelahan dan sempat berhenti sejenak. Sesampainya di pos keempat, kami di tes pengetahuan baris-berbaris dasar. Setelah dari pos empat kami kembali ke tenda (melalui jalan pintas yang ternyata sangat sangat dekat dengan tenda :) )dan mulai beres-beres serta berganti pakaian dengan baju pramuka kembali.
Pada siang hari, kami pun melaksanakan upacara penutupan dan masuk ke tronton masing-masing. Kami kembali ke Jakarta dengan kemampuan baru, pengetahuan baru, serta pengalaman tak terlupakan. :)
Comments